Sabtu, 29 Mei 2010

Manusia dan Cinta Kasih - Persaudaraan

Orang bilang, dunia ini panggung sandiwara. Di sana berlangsung drama besar hidup manusia. Dengan tiap diri selaku pemain utama. Dengan peran masing-masing yang saling berbeda. Dengan penampilan yang bukan jati diri sebenarnya. Dengan bersembunyi di balik polah aneka rupa. Sebagai wujud pelarian diri yang terlunta-lunta. Akibat jalan hidup gelap-gulita. Sebab menghindari sinar terang ilahi sebagai penuntun hidupnya …!

Hingga, jangan heran kalau hubungan antara sesama … hubungan antar manusia, antar pribadi … antara kau dan aku … jarang bisa bersua. Malah, bukan suatu yang mustahil, kita tak ‘kan pernah saling saudara. Dalam sebuah persaudaraan yang sejati.

Yaitu persaudaraan dimana “engkau” bukan lagi seorang “asing”, seorang “dia”. Persaudaraan dimana “engkau” bukan lagi orang “antah-barantah” yang kebetulan bertatap muka. Bukan lagi persaudaraan karena engkau berguna buat saya. Bukan lagi persaudaraan karena kau dan aku sering jumpa. Bukan lagi persaudaraan lantaran kita saling menyapa. Bukan pula persaudaraan lantaran kita pintar menjawab salam. Bukan pula persaudaraan lantaran kita satu tempat teduh, satu organisasi ataupun satu bangsa. Apalagi lantaran mahir bersandiwara!

Tapi, lebih dari segala itu. Lebih dari sekedar saling sapa. Lebih dari sekedar saling jabat. Pun lebih pula dari sekedar diskusi, tarik suara. Sebab bukan suatu kemustahilan segala itu hanya pura-pura. Sekedar tenggang rasa. Sekedar ingin menunjukkan kita pun masih bisa sopan di tengah galauan massa …!

Ya, itulah persaudaraan dimana ‘kau’ dan ‘aku’ melebur jadi ‘kita’. Menyatu dalam suka dan duka. Bersatu dalam suatu kebersamaan yang dalam tapi nyata. Dengan silaturrahmi jembatan emasnya. Ia ‘kan jauh melebihi cinta. Bertahta dalam kemaujudan dan tetesan syorga. Bersemayam dalam hati insan penuh iman yang yang saling bersaudara. Di sana baru menjelma satu cita-cita. Duhai … siapa takkan iri melihatnya???!

Tidak ada komentar: